Kisah Seorang Lansia, Sebatang Kara di Rumah Lapuk
Sore itu, usai mengisi majelis taklim di Jalan Kubah Basirih Ujung,
Banjarmasin Barat, seorang jamaah tiba-tiba menghampiri ustadz Mathari
dan menceritakan bahwa di daerahnya ada seorang Lanjut Usia yang hidup
sebatang kara, dan tinggal di sebuah gubuk yang hanya berukuran 3 x 3
meter, bahkan sudah lapuk.
“Saat itu, usai mengisi majelis taklim, tiba-tiba ada salah seorang
jamaah yang menceritakan perihal bapak tuImagea yang tingga seorang diri
di rumah yang sangat tidak layak. Spontan saya kaget dan bersama-sama
warga yang lain langsung menuju ke lokasi bapak tua itu,” tutur ustadz
Mathari.
Bapak tua itu biasa dipanggil warga sekitar : Amang Alan. Sekarang
usianya sudah memasuki 70 tahun. Kondisi rumah amang Alan tak bisa
dibilang layak, bahkan sangat tak layak untuk ditinggali. Bayangkan, dengan ukuran hanya 3 x 3 meter, jelas sangat sempit.
Tak hanya itu, papann kayu dan lantai, serta atap pun sudah berlobang
dan hampir habis dimakan rayap. Lantai rumah sudah tak memungkinkan di
injak, kecuali untuk alas tidur. Dan yang lebih memperihatinkan lagi,
rumah Amang Alan sering dimasuki ular karena berlubang di sana – sini.
Saat melihat keadaan Amang Alan dan rumahnya itu, mata ustadz Mathari
nampak berkaca-kaca, dan tak berapa lama, akhirnya tangis pun tak
tertahankan. Image”Astaghfirulloh, di zaman seperti ini, masih ada orang
yang bernasib seperti beliau. Sedih sekali melihatnya,” kata ia.
Melihat kondisi seperti itu, ustadz Mathari langsung berinisiatif
membantu, sebisanya. Saat itu beliau memberikan uang sekedarnya, dan
keesokan harinya, kembali lagi membawa kayu dan papan serta , kalsi
board untuk sementara dapat memperbaiki rumah Amang Alan. “Saat itu yang
penting rumah Amang Alan bisa diperbaiki dulu, sementara mengumpulkan
bantuan untuk beliau. Bayangkan saja, beliau ini sudah tua. Bahkan tak
tersentuh program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) maupun
bantuan lainnya,” tutur Mathari.
Bahkan ustadz Mathari, tak
segan-segan langsung turun memasangkan papan dan memperbaik beberapa
bagian rumah Amang Alan yang sudah lapuk itu. Ia tak merasa malu.
“Seandainya diberikan oleh Allah rezeki yang melimpah, tentu akan lebih
banyak lagi yang bisa dibantu. Namun karenaImage keterbatasan yang saya
miliki, jadi saya bantu yang bisa saya bantu, semampunya. Saya sangat
berharap kepada pemerintah kota Banjarmasin dan warga Banjarmasin yang
mempunyai kelebihan harta, agar turut bersama-sama membantu saudara kita
ini,” urai Mathari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar